I.
Landasan Historis
A.
Pendidikan Pra-Abad ke-20
1.
Pendidikan Mesir dan Cina Kuno
Setengah dari 6000 tahun sejarah mesir pendidikan
fokus pada praktik daripada pengembangan berpikir kognitif abstrak, sedangkan afektif diajarkan melalui institusi agama dan
keluarga.pengajarandiutamakan pada matematika praktis, astronomi, kedokteran,
teknik, dan geografi . keruntuhan disebabkan kurangnya kesusastraan, pola piker
filosofis dan penelitian ilmiah yang berhubungan dengan pengetahuan abstrak.
Di Cina, pendidikan pertama ide Lao-Tse (Abad ke-6 SM)
pendidikan merupakan buah kontemplasi sebagai landasan pokok perkembangan
pikiran dan prestasi yanag bermanfaat dan penting bagi kehidupan manusia, dan
kedua Confucius abad ke-5 SM, pendidikan harus berorientasi kepentingan
masyarakat daripada kepentingan pribadi.
2.
Pendidikan Yunani Kuno
Sistem pendidikan yang terkenal di Yunani ialah
pendidikan di Kota Sparta dan Athena selama abad ke-7 dan Ke-8 SM. Laki-laki
dan perempuan dilatih pendidikan jasmani untuk menjadi tentara sampai mereka
menjadi warga kota pada umur 30 tahun. Fokus pendidikan ialah pada latihan
pendidikan jasmani melalui latihan kemiliteran gimnastik. Pendidikan moral dan
politik diajarkan dengan menghafal undang-undang. Sistem pendidikan tersebut
menghasilkan anak berketerampilan militer
yang kuat dan politisi andal.
Adapun di Athena, anak perempuan tinggal di rumah di
bawah asuhan ibu untuk menerima pendidikan moral dan pengembangan fisik agar
bisa melahirkan anak-anak sehat ketika dewasa. Adapun laki-laki dikirim ke
sekolah swasta sampai berumur 16 tahun. Pendidikan indvidualistik merupakan karakteristik
pendidikan Athena. Anak-anak mempelajari berbagai ragam mata pelajaran termasuk
tata bahasa sastra , puisi, retorika, drama, matematika dan pidato. Sekolah
Athena menghasilkan filsuf terkenal dan guru-guru seperti Socrates, Plato dan
Aristotle.
Pertengahan abad ke-15 SM, timbul perubahan ekonomi
Yunani yaitu munculnya kelas pedagang yang memerlukan tipe baru pendidik.
Aristipus mengutamakan hedonismesebagai tujuan hidup dan sasaran
pendidikan.Epiricus menginginkan kesederhanaan dan moderasi. Citium menekankan
kehidupan sederhana dan pengekangan nafsu kemewahan dan kepemilikan materi
sebagai tujuan pendidikan.
Menurut Aristotle murid Plato, pendidikan liberal
fokus pada peningkatan kompetensi personal yang bermanfaat bagi masyarakat.
3.
Pendidikan Romawi Kuno
Tujuan pendidikan Romawi Kunoadalah pengajaran
nilai-nilai moral dan kemuliaan sosial untuk menjaga ketertiban hukum,
kebiasaan danagama.dengan sistem itu Romawi membentuk empirium besar yang
mengharuskan mereka konsentrasi pada perang dan politik. Setelah emporium itu
terealisasi, mereka fokus pada administrasi, hukum dan diplomasi bagi
pemeliharaan kekuasaan.sistem pendidikan format romawi dimulai di sekolah
dasar, 6-12 tahun yang mengajar membaca, menulis, aritmetika dan moral. Sekolah
dasar dilanjutkan dengan sekolah menengah atau sekolah grammar dengan mata
pelajaran bahasa latin, yunani, sejarah, mitologi dan etika. Bangsa romawi
kemudian mengembangkan kurikulum the seven liberal arts, Trivium: grammar,
retorika, dan logika. Dan kurikulum Plato Quadrivium aritmetika, geometri,
astronomi dan music. Sensor ide-ide pemisahan para ahli dan politisi dianggap
sebagai penyebab utama kejatuhan romawi.
4.
Pendidikan Islam
Sumber utama ajaran agama Islam terpelihara dalam
Al-Qur’an, mulai diturunkan dengan ayat pendidikan. Banyak ayat yang
memerintahkan umat Islam agar mampu memakai akalnya (berpikir), sehingga umat
bisa mempelajari berbagai gejala alam raya hasil ciptaan-Nya. Mengkaji gejala
alam ditugaskan Allah kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi. Munculnya
banyak pakar dan pemikir Islam yang berkontribusi pada pengembangan ilmu
pengetahuan seperti Ibnu Khaldun, Al-Ghazali dan Avicena. Salah satu karya
terbesar Avicena adalah terjemahan dan pelestarian karya filsuf Yunani seperti
Aristotles, dimana ketika itu bangsa eropa kehilangan teks tersebut.
5.
Pendidikan Abad Pertengahan
Abad pertengahan ditandai melemahnya pembelajaran dan
penguatan pengaruh skolastik pendidik akademik. Dengan ketiadaan pusat
kekuasaan politik yang kuat, pola kehidupan di masyarakatpertengahan merupakan
sintesis gereja katolik Latin yang dikendalikan Paus di Roma.
Pendidikan dasar di era ini dilakukan melalui
institusi seperti parish, chantry, dan monastic school di bawah naungan gereja
. Sekolah monastic dan sekolah katedral menawarkan kurikulum pengetahuan umum.
Adapun sekolah yang memberikan keterampilan pokok dan kejuruan dilakukan gilda
perdagangan dan kerajinan. Para kesatria menerima latihan kemiliteran dan hukum
sipil di istana.
6.
Pendidikan Era Renaisan dan Reformas
Para sarjana di Eropa berpaling pada sastra humanis
Yunani dan romawi, juga yang lebih penting tumbuhnya spirit penelitian ilmiah.
Di bidang pendidikan, hal ini menumbuhkan metode kritis bertanya Socrates serta
pedagogis praktis dan humanistic. Sekolah Da Feltre di Mantua menyiapkan anak
orang kaya menjadi gentleman berbuadaya melalui kurikulum The seven liberal
arts. Erasmus dari Belanda adalah yang pertama semenjak Quintillan yang
menyatakan bahwa metode mengajar harus berdasarkan pemahaman tentang anak dan
psikologi belajar.
Martin Luther King dan John Calvin adalah dua
contributor utama perubahan kurikulum di era reformasi. Luther ingin pendidikan
wajib bagi semua anak: kaya, miskin, laki-laki dan perempuan. Sekolah harus
dibawah control pemerintah sehingga mudah di monitor, disupervisi dan disurvei
agar dapat dicek akuntabilitas apakah kurikulum dilaksanakan sesuai standar.
Calvin menganjurkan perlu supervise rumah tangga supaya diketahui apakah orang
tua mengajarkan ajaran agama dengan benar, sehingga bisa dihindarkan pengajaran
agama yang tidak sesuai doktrin agama.
Spirit era rasional mencapai puncaknya pada abad ke 17
dan ke 18 yang dimulai penemuan ilmiah oleh filsuf, ilmuan sosial dan pendidik
seperti Copernicus, galileo dan newton. Filsuf Thomas Hobbes dan Rene Descrates
melanjutkan bahwa logika dan empirisme berpengaruh besar pada kurikulum.
B.
Pendidikan Menjelang Abad ke-20
Filosof Perancis Jean Jacques Rousseau mengusulkan
kurikulum yang mengharuskan anak bermain secara alamiah selama lima tahun,
selama tujuh tahun berikut mengaktifkan pengalaman sensori melalui pelajaran
kingkrit daripada abstrak. Sasarannya adalah agar anak anak dapat mengembangkan
konsep, ide dan rsio ketika berumur 12-17 tahun, sehingga ketika mereka terjun
ke masyarakat mereka sudah memahami hal-hal yang baik dalam kehidupan bersama
di masyarakat. Pestalozzi mengkampanyekan pentingnya keseimbangan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Munculnyasemangat sains memperoleh momentum waktu
Herbert Spencer dari inggris menilai studi ilmiah seperti sosiologi, politik,
fisika dan biologi lebih penting dari pendidikan kultural dan humaniora ketika
sains berkontribusi lebih besar bagi kelanjutan hidup manusia. Charles Darwin
memunculkan suatu pertanyaan pada diri spencer terkait kurikulum yaitu “What
knowledge is of most worth” Herbart menjawab sendiri pertanyaan itu, yaitu
pengetahuan tentang kesehatan, vokasi, kewarganegaraan, kerumahtanggaan dan
pemanfaatan waktu luang. Ternyata ide ini bergema dalam kurikulum sekolah
sampai abad berikut.
C.
Pendidkan Abad ke-20
William James dari Harvard membawa ide learning by
doing yang menginspirasi Dewey untuk mengembangkan teori bahwa sekolah dan
masyarakat tidak terpisah. Pada saat bersamaan di Italia, Maria Montessori
mengajukan metode perkembangan spontan fisik, mental, dan spiritual melalui
pengembangan sensori. Tujuan utama pelajaran individual Montessori ialah
membantu anak mengurus diri sendiri. Gerg Kerschenteiner dan Devide Decroly
mendirikan sekolah kerja dengan kurikulum terpusat pada minat anak.
Munculnya kurikulum sebagai bidang studi ditandai dengan
terbitnya buku-buku yang membahas kurikulum. Kaum tradisionalis fokus pada mata
pelajaran, kaum sosial behaviorist pada masyarakat, dan kaum eksperimentalis
pada siswa. Kurikulum dituntut untuk responsive terhadap perubahan kebutuhan
masyarakat dengan dinamika tinggi sehingga relevansi kurikulum tetap terjaga
sesuai tuntutan perkembangan, kemajuan dan tantangan masa depan yang cepat
berubah.
Dirangkum dari Sumber:Ansyar, Mohammad.2017. KURIKULUM Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan. Jakarta: Penerbit Kencana Resume Buku: Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain & Pengembangan (3)
0 komentar:
Posting Komentar