I.
Landasan Filosofis
A.
Filsafat dan Kurikulum
1.
Mengapa filsafat?
Tanpa filsafat, pendidik kehilangan
pedoman ketika merancang, melaksanakan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Filsafat, yang mengkaji knowledge of the good life, membantu pendidik memahami
hakikat hidup yang baik bagi individu dan masyarakat.
2.
Organisasi posisi filsafat
·
Ontologi = hakikat realita, Apakah realita itu?
-
Ontologi supernatural
-
Ontologi bumi
-
Ontologi manusia
· Epistemologi = hakikat ilmu dan pengetahuan dan
hakikat mengetahui, Bagaimana kita mengetahui
kebenaran?
- Menetapkan
manusia berasal dari Adamsesuai ajaran agama berarti kebenaran diwahyukan
melalui kekuatan supranatural, berharga dan mutlak
- menyatakan
manusia berasal dari kera versi Darwin berarti kebenaran ditemukan melalui
studi ilmiah, realita seperti apa yang diperoleh melalui panca indra,penemuan
empiris realita di dunia
·
Aksiologi = hakikat nilai
Apakah yang bagus
(indah) itu?, “Apa yang baik dilakukan orang?”
Penting pbagi
kurikulum bukan hanya knowing mechanism tetapi valuing organism
Etik= salah,
benar, Estetika= pengertian indah dan kesenangan
B.
Filsafat Umum
1.
Idealisme
Realitas akhir adalah spirit
daripada fisik dan mental daripada materiel. Terlihat bahwa mata pelajaran
utama idealism adalah mata pelajaran umum atau abstrak seperti filsafat dan
teologi yang menembus waktu, tempat, dan lingkungan di samping keunggulannya yang
dapat diaplikasikannya luas. Mata pelajaran abstrak lain ialah sejarah dan
kesusasteraan, karena mengandung pesan moral dan model kultural yang baik.
2.
Realisme
Eksistensi dunia terlepas dari manusia dan tergantung
hukum alam yang hampir tidak dapat dikontrol manusia, sekolah perlu mentransfer
muatan pokokpelajaran agar siswa memahami du ia sekeliling mereka. Kurikulum
menurut realis, terdiri terutama pada pengajaran fisika dan ilmu sosial yang
menerangkan fenomena alam. Bagi kaum realis tujuan pendidikan ialah membantu
siswa menjadi seorang intelek utuh serta mampu beradaptasi dengan lingkungan
fisik sosial mereka, implikasi realisme mengajar siswa kebenaran melalui mata
pelajaran klasik, karena kurikulum dan konten tidak berubah sepanjang jaman.
3.
Pragmatisme/Eksprementalism
Pembelajaran sebagai proses
merekonstruksi pengetahuan atau pengalaman sesuai metode ilmiah untuk
diaplikasi pada pemecahanmasalah tertentu yang jenis dan bentuknya dapat
bervariasi pada lingkungan dan waktu yang berbeda. Pembelajaran pragmatism
bukan fokus pada transfer pengetahuan, tetapi pada fasilitasi kemampuan siswa
mengembangkan pengetahuan
4.
Eksistensialisme
Berdasarkah pilihan individual,
sesuai dengan pengembangan minat dan bakat untuk merealisasikan diri dan
membuka kesadaran pada keberadaan diri di dunia ini.
C.
Filsafat Pendidikan
1.
Perenialisme
Memandang siswa belum matang untuk
menentukan pengetahuan terbaik, hanya ada satu jenis kurikulum untuk semua
siswa dimanapun berada. Membaca bahan bacaan klasik dan materi yang sukar merupakan
bagian penting kurikulum perenialisme. Pendidikan umum adalah hak asasi
manusia. Bersifat subject centered dan pembelajaran bernuansa
teacher-dominated.
2.
Esensialisme
Tidak jauh berbeda dengan
perenialisme, namun tumbuh pada masyarakat Industri, sehingga lebih
berorientasi sains, mengutamakan pengembangan suatu vokasi atau pekerjaan,
lebih praktis dan pragmatis.
3.
Progresivisme
Berakar pada filsafat pragmatism,
Berdasarkan bakat & minat siswa, pengembangan kemampuan individual agar
mampu melakukan pemecahan masalah; mata
pelajaran interdisipliner kegiatan belajar (proyek) & pengalaman belajar,
tujuan pembelajaran meningkatkan kehidupan sosial demokratis (kurikulum
relevan, kurikulum humanistic,pendidikan alternatif)
4.
Rekonstruksionisme
Berakar pada filsafat pragmatism,
tekanan pada penguasaan ilmu-ilmu sosial dan metode riset. Tujuan
Resume Buku: Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain &
Pengembangan (3)
Dirangkum dari
Sumber:Ansyar, Mohammad.2017. KURIKULUM
Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan. Jakarta: Penerbit Kencana
0 komentar:
Posting Komentar