Kamis, 02 April 2020

Resume Buku: Bagaimana Applied Behavior Analysis (ABA) untuk Anak dengan Autism Spectrum Disorders?


1.       sejarah dan sudut pandang
a.       John B. Watson
Sejarah awal psikologi dimulai dengan keyakinan bahwa ”Ketika ada dua orang yang hidup berdekatan di muka bumi, maka perilaku satu orang dari mereka akan mempengaruhi  perilaku satu orang yang lain”. Watson menggunakan term “Psikologi adalah ilmu tentang perilaku”
b.      B.F Skinner
Skinner memulai karirnya dengan membaca karya-karya Watson dan Pavlov. Ia membuat  proyek untuk melatih merpati. Tiga ekor merpati dihadapkan kepada layar yang menampilkan gambar target, kemudian merpati tersebut dilatih untuk mematok pada gambar target yang ditunjukkan. Pada saat perang dunia 2, merpati-merpati tersebut masing-masing dibekalkan satu buah bom yang nantinya akan mereka bawa dan jatuhkan pada target yang sudah ditunjukkan.
c.       Beberapa jurnal terkait perilaku
·         JEAB = Journal Of The Experimental Analysis Of Behaviour
·         BRAT=Behaviour Research and Therapy
·         JABA=Journal of Applied Behaviour Analysis
·         EIBI=Early Intensive Behavioural Interventions
·         EFA= ExperimentalFunctional Assesment

2.       ABA, penerapannya pada autism dan penyakit lain yang terkait
a.       Pendahuluan
·         Gejala dikategorisasikan dalam dua area
(1) Berlebihan dalam perilaku bersuara,gerak, meracau dan kekakuan
(2) Kekurangan dalam penundaan komunikasi, hubungan sosial dan kemandirian
·         Karakteristik
(1) (Applied)Teraplikasi = Penting bagi manusia dan sosial
(2) (Behavior)Perilaku= dapat menjawab pertanyaan seputar perubahan perilaku
(3) (Analytic) Analisis= Demonstrasi terpercaya
b.      Konsep dasar dan fondasi dari ABA
·         Hukuman
(1) Hukuman Positif
     Memberikan suatu hal  agar dapat merubah perilaku. “Misal seorang anak autis selalu kabur dari ruangan saat belajar. Maka terapis memberikan hukuman berupa melompat-lompat hingga anak tersebut sangat letih. Sehingga anak tersebut nantinya memahami bahwa jika ia kabur saat belajar, maka ia akan melompat sampai sangat letih dan tidak akan mengulanginya.” (permisalan bukan dari buku)
(2) Hukuman Negatif
     Menghilangkan suatu hal agar dapat merubah perilaku. Misal seorang anak autis selalu kabur dari ruangan saat belajar. Maka terapis menghilangkan jatah kue yang biasanya diberikan. Sehingga anak tersebut nantinya memahami bahwa jika ia kabur saat belajar, maka ia tidak mendapatkan jatah kue dan tidak akan mengulanginya. (permisalan bukan dari buku)
·         Penguatan
(1) Token Economy
     Memberikan simbol  berupa poin atau stiker, yang nantinya jika terkumpul banyak pada jumlah tertentu dapat ditukar dengan sesuatu yang dapat memacu motivasi. Misal setiapkali anak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik mendapatkan 5 poin. Jika program latihan sudah selesai dan siswa memperoleh 500 poin dari tugas-tugas yang dikerjakan, maka ia dapat menukar poin tersebut dengan satu buah tas sekolah. (permisalan bukan dari buku)
(2) Extinction
    Menghilangkan perilaku yang dapat memperkuat perilaku buruk (tidak diinginkan). Misal seorang anak mengalami gatal saat belajar, kemudia gurunya membantu menenangkan dengan memberi krim penghilang rasa gatal. Namun setelah itu kejadian tersebut terulang kembali beberapa kali hingga mengganggu proses belajar. Kemudian guru tersebut menghentikan penenangan agar anak tersebut tidak merajuk lagi. (permisalan bukan dari buku)
3.       Metode pengukuran
a.       Fase pengukuran Perilaku
·         Pengukuran adalah tahap pertama dalam menganalisis perilaku
(1) Mendefinisikan perilaku kunci yang ingin dirubah
(2) Mengidentifikasi kondisi lingkungan yang mendukung terciptanya perubahan
(3) Mendefinisikan kondisi lingkungan yang akan melakukan perubahan yang diinginkan
b.      sebelum assessment: memperoleh sudut pandang dari situasi klien dan mendefinisikan area penting untuk diintervensi
·         Vineland Adaptive Behavior Scales (de Bildt, Kraijer, Sytema, & Mindera, 2005) dan AAIDD Adaptive Behavior Scale – School: Second Edition (ABS-S:2) (Lambert, Nihira, & Leland,1993) menyajikan analisis perilaku dengan sudut pandang luas tentang kemampuan anak-anak dan dengan menyajikan norma perkembangan mental, memungkinkan dokter untuk mengevaluasi kemampuan anak pada berbagai ranah untuk membandingkannya dengan anak-anak tanpa keterbatasan perkembangan mental
·         Developmental Behavior Checklist (Einfeld&Tonge, 1995) menyajikan sebuah sudut pandang luas dari permasalahan perilaku yang potensial.
c.       Identifikasi target prioritas untuk perubahan perilaku, termasuk perilaku yang ingin dikuatkan dan perilaku yang ingin dikurangi/dihilangkan
Cooper, Heron, dan Heward (2007) dkk, menyarankan sejumlah pertanyaan yang akan berguna untuk ditanyakan dalam menentukannya
d.      Definisi dan pengukuran berdasarkan informasi dasar.

e.      Evaluasi hubungan fungsional antara kondisi lingkungan dan target perilaku, mengembangkan hipotesis berdasar intervensi  yang akan dilakukan

Label kondisi
Hipotesis berdasar fungsi perilaku yang sudah diuji
Kondisi pendahuluan/ motivasi operasi
Konsekuensi yang disampaikan bergantung pada perilaku masalah
Ketidaksetujuan sosial
Perilaku dijaga oleh pengasuh
Mainan tersedia untuk anak. Pengasuh tidak berinteraksi dengan anak, menyibukkan diri dengan aktivitasnya sendiri
Orang dewasa secara verbal mengekspresikan perhatian dan atau ketidak setujuan dengan sederhana, tidak menghukum
Tuntutan akademik
Perilaku dijaga oleh kontingen diluar dari tuntutan tugas
Orang dewasa membutuhkan 3 tahap, verbal, contoh/modelling, bimbingan fisik. Sebagian besar adalah terikat dengan anak dalam kesulitan kegiatan pendidikan
Mengakhiri permintaan tugas selama 30 detik, dengan tambahan 30 detik dari permintaan untuk mengulang perilaku
sendiri
Perilaku dijaga oleh penguatan otomatis
Anak-anak ditinggal sendiri di dalam ruangan tanpa mainan atau kegiatan dan memperhatikan dari luar

Permainan tidak terstruktur
kontrol kondisi
Menyediakan berbagai jenis mainan. Orang dewasa tetap dekat dengan anak, tidak membatasi perilaku anak, secara periodic menawarkan mainan dan tidak membuat permintaan, memberi hadiah sosial dan kontak fisik singkat setidaknya sekali setiap 30 detik  asalkan anak tidak memberikan respon perilaku yang bermasalah

Outline of functional analysis conditions used by Iwata et.al (1982)

f.        menguji hipotesis perubahan perilaku supaya berkembang
Penyelesaian  proses pengukuran akan diikuti dengan implementasi dari satu atau lebih intervensi yang diharapkan mengurangi tingkat permasalahan perilaku dan menguatkan penyesuaian alternative. Bagaimanapunmenyeluruhnya pengukuran fungsional diambil, ini penting untuk mencoba mengevaluasi intervensi yang tidak sesuai dengan ekspektasi
4.       Intervensi dan metode treatment untuk anak dengan spectrum penyakit autism
a.       Discrete Trial Teaching (DTT) adalah membagi sebuah kemampuan menjadi langkah-langkah kecil dan mengajarkan satu langkah dalam satu waktu sampai menjadi mahir. Sistem pengajarannya dalam bentuk pengulangan (repetisi) dengan memberikan reinforcement, jika perlu dibantu dengan prosedur prompt.
b.      Incidental Teaching mengarah pada pengajaran ketika anak merasa tertarik pada materi ajar atau suatu perilaku atau kegiatan yang ada di lingkungan alamiahnya. Guru harus berhati-hati memilih target perilaku yang akan diajarkan sesuai kebutuhan dan kemampuan dan menyusun lingkungan/ tempat belajar agar anak memiliki inisiasi perilaku yang menjadi tujuan intervensi. Sebagai contoh, untuk mengajarkan meminta dengan tepat, guru mengatur mainan atau sesuatu yang disukai oleh anak di suatu ruangan, kemudian memancing anak untuk mengambil benda tersebut. Apabila anak sudah melirik benda tersebut dan terlihat ingin mengambilnya, maka ajarkan anak untuk meminta dengan benar. Tanyakanlah “kamu mau apa?” kemudian bombing anak untuk menjawab “Bu, saya mau minta kue” atau “Bu, tolong ambilkan boneka” dengan begitu anak terlatih untuk berkomunikasi dalam hal ini meminta sesuatu. Contoh lain ketika anak ingin ke kamar mandi maka ajarkan anak untuk izin ke kamar mandi.
c.       Pivotal Response Training (melatih respon anak) digunakan untuk meningkatkan inisiasi dan generalisasi  kemampuan bahasa, berbicara dan mengurangi ketidak mampuan menyesuaikan diri. Misal seorang anak dilatih untuk mengucapkan sesuatu kemudian kita memberikan respon sesuai ucapannya. Ketika anak mengatakan “buka” pada tutup toples kemudian guru membuka toples tersebut begitu pula sebaliknya ketika guru mengatakan “buka” maka anak dibimbing untuk membuka toples.
d.      Verbal Behavior terbagi kedalam beberapa unit yaitu meminta sesuatu, memberi label/ nama kepada benda, mengikuti/ mengulang kata yang disebutkan oleh guru, menjawab pertanyaan. Perbedaan dengan incidental teaching adalah pada inisiatif siswa, sedangkan verbal behavior adalah yang sesuatu yang bukan dari inisiatif siswa.
e.      TEACCH (Treatment and Education of Autistic and related     Communication handicapped CHildern).adalah pelatihan terstruktur  yang melibatkan lingkungan anak yang menyediakan system kerja individual dan aktivitas grup. Sebagai tambahan guru juga membuatsistem untuk  awalan dan akhiran disetiap tugas. Semisal ketika seorang anak memulai kegiatan menggambar, maka guru membuat sistem agar anak mengambil buku gambarnya sendiri, mengambil pensil warnanya sendiri, menurunkan kursi yang akan diduduki, begitu pula ketika selesai maka siswa harus mengembalikan barang-barang sesuai pada tempatnya semula.
5.       Perbedaan diagnosa  pada spektrum penyakit autism
a.       Gejala inti
·         Kemampuan komunikasi
·         Kemampuan sosial
·         Perilaku stereotip
·         Diagnosis komorbid
·         Ketidakmampuan intelektual
·         Keterbatasan intelektual
·         Gangguan bahasa
·         Mencari perhatian/hiperaktif
b.      Alat pengukuran spectrum ASD
·         Autism Behavior Checklist (ABC)
·         Autism Diagnostic Interview-Revised (ADI)
·         Autism Diagnostic Observation Schedule- Generic (ADOS-G)
·         Autism Spectrum Disorder-Diagnostic (ASD-D)
c.       Skala peringkat autisme untuk anak-anak
·         Gilliam Autism Rating scale
·         Checklist for Autism in Toddlers
·         PDD Behavior Inventory
·         Social responsiveness scale
·         General Assesment Discussion

6.       Komunikasi
Dimensi
Deskripsi
Aplikasi untuk komunikasi
Aplikasi
ABA fokus pada mengubah perilaku sosial yang dibutuhkan
Fokus mengajar perilaku komunikatif yang menambah fungsi dan kualitas hidup
Perilaku
ABA membutuhkan observasi langsung dan pengukuran perilaku
Secara objektif mendefinisikan perilaku komunikatif dengan cara yang memungkinkan untuk diobservasi dan terukur
Analitik
ABA membutuhkan demonstrasi yang meyakinkan atas dampak dari setiap variabel intervensi pada satu atau lebih variabel
Termaksud pengulangan pengukuran dari perilaku komunikatif
Konseptual
ABA berdasarkan, diturunkan dan konsisten dengan prinsip-prinsip pembelajaran valid secara empiris , membentuk, mengaitkan, stimulus discrimination training, differential reinforcement
Identifikasi prinsip dasar belajar atau mekanisme intervensi komunikasi efektif
teknologi
Intervensi ABA secara objektif dideskripsikan dengan cukup detail memungkinkan untuk di replikasi
Menyediakan tahapan-tahapan deskripsi dari prosedur  intervensi untuk memfasilitasi replikasi oleh pemangku kepentingan (orang tua, murid, dll)
Generalisasi hasil
Intervensi ABA akan sangat efektif ketika perubahan perilaku dijaga dan dengan tepat disama penyetaraan pada peraturan baru, baik itu dari segi materi dan orang yang mengajarkan
Menggabungkan strategi untuk memajukan perawatan dan penyetaraan intervensi komunikasi
Efektif
Intervensi ABA dipertimbangkan efektif hanya jika hasil klinis perilakunya berubah secara signifikan
Intervensi yang efektif meningkat adalah intervensi yang mampu menhasilkan perubahan besar dan berarti pada komunikasi anak

Operant Class
Examples
Mand (meminta)
Meminta benda (misal: makanan, minuman, mainan)

Meminta benda yang hilang dalam suatu kegiatan (misal: sendok untuk makan)

Meminta lebih dari satu objek

Meminta lebih dari satu kegiatan


Meminta kegiatan (misal: televisi, musik, menjahit)

Meminta perhatian dari orang dewasa

Minta tolong dan asistensi tugas yang sulit

Meminta informasi (contoh: ini dimana?)

Meminta istirahat dari tugas
Mand (menolak/protes)
Menolak benda yang tidak diinginkan

Menolak tawaran untuk partisipasi dalam kegiatan

Menolak hal yang salah

Menolak tawaran barang yang salah

Menolak penghentian sebuah kegiatam
Tact (nama/komentar)
Penamaan objek dan aksi

Penamaan sifat benda (merah,biru, besr, kecil)

Pelabelan lokasi benda (di atas, di bawah)

Deskripsi benda atau kegiatan sebelumnya
Echoic (imitasi)
Mengikuti kemampuan bicara

Mengikuti tanda manual

Membalas salam (Hi-Halo)
Intraverbal (jawaban, klasifikasi, percakapan)
Menjaga percakapan (film apa yang kamu tonton pada hari minggu)

Nama benda dalam kategori (warna apa saja?)

Menjawab pertanyaan (siapa namamu?)

Menjaga percakapan (hari ini baik – ya baik untuk jalan-jalan)

7.       Kemampuan sosial dan autism: memahami dan menangani kekurangan
a.       Penyebab defisit: Theory of Mind
Kemampuan untuk mengambil perspektif dari orang lain untuk memahami dan memprediksi perilaku. Theory of Mind dimulai dari tahun pertama dalam hidup, menatap, memperhatikan, memahami benda hidup dan benda mati, menyadari hal-hal yang disengaja
b.      Fisiologi defisit sosial
Beberapa bagian otak yang berperan pada perilaku sosial adalah medial prefrontal cortex (mPFC), inferior frontal gyrus, superior temporal sulcus (STS), amygdala dan anterior insula. Sebagai tambahan para peneliti mengatakan bahwa gangguan sosial juga terkait dengan  vagal nerve dysfunction. Studi menunjukkan kerusakan pada bagian ini menyebabkan gangguan pada perilaku sosial pada manusia maupun mamalia lain.
c.       Komponen dasar dari kemampuan sosial
Defisit kemampuan sosial termasuk didalamanya inisiasi, respon, komprehensi. 
d.      Video modeling
e.      Social stories
·         Deskriptif: kalimat yang menjelaskan informasi faktual
·         Perspektif: Kalimat yang memberikan wawasan berdasarkan pemikiran, perasaan dan perilaku dari orang lain
·         Afirmatif: kalimat yang digunakan untuk meyakinkan pembelajar
·         Pengarahan: kalimat yang menceritakan perilaku apa yang diharapkan
·         Kooperatif: kalimat yang menceritakan siapa yang bisa membantu siswa pada situasi yang berbeda
·         Konsekuensi: kalimat yang menceritakan apa yang terjadi sebagai hasil dari aksi
f.        Rule cards
g.       Mengambil perspektif
h.      Problem solving
i.         Joint Attention
j.        Membangun jembatan sosial kepada anak-anak lain
k.       Teman sebaya sebagai agen perubahan

8.       Ritual dan stereotip
a.    Mengembangkan intervensi untuk stereotip dan perilaku repetitif lain
·         Eliminasi atau melemahkan konsekuensi sensori  stereotip
-          Melapisi karpet pada meja untuk meredam suara berputar
-           menutup mata atau mematikan lampu untuk mengurangi stimulasi visual
-          Memakaikan sarung tangan atau topi untuk anak-anak yang suka memukul
Kepala
·         Mengembangkan kemampuan repertoar alternatife
-          Memberikan beban pada tangan agar anak tidak pica (memakan benda)
·         Penguatan untuk tidak terjadinya stereotip (reinforcement for the non occurrence of stereotypy)
-          Memberikan ombalan ketika anak tidak melakukan stereotype, awalnya jika tidak melakukan 2 menit, kemudian sampai jika tidak melakukan selama 30 menit baru diberikan imbalan berupa makanan, uang, dll
9.       Menciderai diri sendiri
a.    Behavioral Assesment
·         Indirect Assesment
Informan menanyakan deskripsi perilaku dan informasi tentang lingkungan sekitar
·         Descriptive Analiysis
Observasi perilaku menggunakan tabel ABC
·         Functional Analyses
Memanipulasi variabel untuk menentukan penyebab dan dampak  dari suatu variabel.
b.    Behavioral Treatment
·         Extintion
Implementasi exteinction pada seseorang yang sering memukul kepala adalah dengan menaruh pada kepalanya
·         Differential Reinforcement of Other Behavior
·         Differential Reinforcement of Alternative Behavior
·         Noncontingent Reinforcement
·         Skill Acquistion of replacement behavior
·         Punishment



10.   Menciderai orang lain dan tidak patuh
a.    Agresi
Anak sering kali memukul, menarik dan mendorong therapist. Untuk menjabarkannya praktisi bisa mendokumentasikan frekuensi agresi pada perekam, jumlahkan total respon selama masa belajar.

b.    Tidak patuh
Ketidak patuhan harus direkam bila tidak ada respon setelah 5 kali diinstruksikan. Secara umum instruksi ke respon bergantung pada kompleksitas instruksi dan harapan perilaku dari anak.

c.     Functional Behavioral Assesment and Functional Analysis
d.    Social positive Reinforcement
Seorang anak yang terbiasa memukul guru untuk mengambil mainan diajarkan untuk mengatakan “Boleh pinjam mainannya?” atau “Bu, saya mau pinjam mainannya”
Kemudian untuk anak yang tidak patuh diajarkan dengan guru mengatakan “lihat ini” kemudian guru menunjukkan cara melakukan sesuatu.
e.    Social negative reinforcement
Seorang anak yang sering memukul ibunya bahkan adiknya yang masih bayi, maka ketika anak sudah mulai agresi ibu dan adiknya langsung pergi menjauhi anak tersebut meninggalkan ruangan. Kepada anak yang tidak taat instruksi maka tidak memberi instruksi namun bertanya “dimana ya tulisannya?” “mau lihat dong gambarnya”
f.     Automatic reinforcement
Seorang anak yang seringkali membenturkan dagu ke orang lain hendaknya diarahkan pada kegiatan lain yang melibatkan atau menstimulasi dagu, semisal senam mengangkat dan menundukkan dagu dan lain sebaginya.  
g.    Skill building, pendekatan logis yang sesuai dengan keadaan adalah mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menginisiasi dan menjaga interaksi sosial. Lima kategori dari keterampilan sosial yang dipelajari penelitian intervensi dengan anak-anak ASD : bercakap-cakap, kerja sama, respon non verbal, perilaku penting dan bermain. Salah satu contohnya adalah dengan modeling, instruksi, demonstrasi perilaku dan penguatan dalam konteks sosial.

11.   Mudah menyesuaikan diri dan kemampuan menolong diri sendiri
a.         Assesment of Adaptive Skills
·         Vineland Adaptive Behavior Scales
·         Vineland Adaptive Behavior Scales II
·         The American Association of Mental Retardation’s Adaptive Behavior Scale-Residental and Community, Second Edition
·         Scales of Independent Behavior Revised
·         Naturalistic Observation
·         Selection of skills to Train
b.        Metode untuk melatih Adaptive skills
·         Manipulasi Lingkungan (Environmental Manipulations)
Lingkungan yang dimaksud misalnya adalah lingkungan yang sesuai dengan gaya belajar. Peneliti menunjukkan seseorang dengan ASD mungkin tidak efektif menggunakan pengamatan, imitasi dan instruksi verbal. Bagimanapun banyak juga ASD yang bagus dalam menghafal dan belajar lebih baik ketika informasi dipresentasikan secara visual. Dua tipe adaptasi lingkungan yaitu visual dan dukungan fisik yang secara khusus bisa digunakan untuk mengajarkan keterampilan adaptif.
·         Visual support
Dukungan visual termasuk didalamnya gambar atau kata yang ada di lingkungan belajar. Misal ketika mengajarkan kemampuan membantu diri sendiri, maka hendaknya menyediakan property/ gambar terkait berpakaian, mencuci, menyiapkan tempat tidur, menata meja dan menyiapkan makan siang. Pelatihan dimulai dengan membedakan gambar untuk setiap tugas agar anak mengetahui mana yang merapihkan tempat tidur mana yang menata meja dll.Proses tersebut terus berlanjut sampai anak benar-benar mengetahui setiap langkah dari tugas-tugas tersebut.
·         Adaptasi lingkungan fisik
Sebuah contoh dukungan fisik, bisa ditemukan dalam analisis tugas untuk menggunakan Vacuum Cleaner. Pada tahap awal penting bagi anak untuk mencoba membersihkan bagian kecil dari karpet terlebih dahulu. Untuk melakukan itu, guru bisa merekatkan isolasi berwarna yang membatasi area mana yang harus divacuum dan area mana yang tidak perlu divacuum. Selanjutnya wilayah vacuum bisa terus diperluas disertai dengan memperluas area isolasi/pembatas berwarna.
·         Least to Most Prompting (Tahapan dalam mengarahkan)
(i) Fisik penuh
     Orang dewasa memberikan bantuan fisik secara penuh untuk mengarahkan anak menyelesaikan tugasnya
(ii) Bimbingan tangan
    Orang dewasa secara fisik mengarahkan dengan memegang tangan saja
(iii) Bagian fisik
     Orang dewasa mengarahkan dengan menunjuk tangan, siku atau lengan agar mampu mengerjakan tugas
(iv) Model
    Orang dewasa mencontohkan apa yang harus dilakukan anak
(v) Verbal
    Orang dewasa memberikan informasi verbal bagaimana mengerjakan tugas yang benar
(vi) Gestur
     Orang dewasa menunjukan apa yang harus dikerjakan, sama sekali tan menggunakan kontak fisik, misal menunjuk pada meja yang berantakan atau lantai yang kotor
(vii) Independent
  Setelah diberikan instruksi, anak bisa melakukan tugas secara mandiri



diterjemahkan, dirangkum dengan penambahan dan pengurangan dari sumber:
Matson, Johnny L. 2009. Applied Behavior Analysis for Children with Autism Spectrum Disorders. New York : Springer

0 komentar:

Posting Komentar