Tugas-tugas
kuliah dan program kerja organisasi sedang ngebut-ngebutnya kejar setoran
sebelum bulan Ramadhan. Mau coba refreshing jalan-jalan ke tempat yang agak
jauh, uang, tenaga dan waktu yang ada tidak mencukupi. Beruntung ada Mas Pace,
teman KKN yang sedang sibuk sebagai panitia pameran fotografi di Kampus.
Jadilah saya mampir ke sana untuk menghilangkan kepenatan dan menyegarkan pikiran.
Pameran yang diadakan oleh jurusan Jurnalistik-FIDKOM ini berjudul Ngudoroso yang kurang lebih maknanya adalah berbagi rasa. Seperti yang tertulis dalam prakata pameran, selain untuk memenuhi format penilaian mata kuliah fotografi, pameran ini juga mengekspresikan nilai-nilai yang diyakini dan diperjuangkan mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat. Tidak heran, tema-tema foto yang ditampilkan cukup beragam dan menggugah rasa.
Ditemani oleh Mas guide yang juga teman Mas Pace, saya menelusuri sekat per sekat foto disana. Foto-foto yang ditampilkan telah melalui proses pemilihan yang cermat dari pihak panitia. Alhasil terpilihlah 39 fotografer yang karyanya diapresiasi dalam pameran ini. Dengan caption yang tercantum di sisi-sisi foto ditambah penjelasan dan diskusi ringan dari Mas guide, saya yang awam dengan dunia fotografi jadi lebih memahami makna yang hendak disampaikan oleh sang fotografer.
Pameran yang diadakan oleh jurusan Jurnalistik-FIDKOM ini berjudul Ngudoroso yang kurang lebih maknanya adalah berbagi rasa. Seperti yang tertulis dalam prakata pameran, selain untuk memenuhi format penilaian mata kuliah fotografi, pameran ini juga mengekspresikan nilai-nilai yang diyakini dan diperjuangkan mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat. Tidak heran, tema-tema foto yang ditampilkan cukup beragam dan menggugah rasa.
Ditemani oleh Mas guide yang juga teman Mas Pace, saya menelusuri sekat per sekat foto disana. Foto-foto yang ditampilkan telah melalui proses pemilihan yang cermat dari pihak panitia. Alhasil terpilihlah 39 fotografer yang karyanya diapresiasi dalam pameran ini. Dengan caption yang tercantum di sisi-sisi foto ditambah penjelasan dan diskusi ringan dari Mas guide, saya yang awam dengan dunia fotografi jadi lebih memahami makna yang hendak disampaikan oleh sang fotografer.
Cina
Benteng – Hardi Yuantoro
Tempat
tinggal keturunan Tionghoa yang akan dialihkan untuk pembuatan jalan tol
Tua yang
Bekerja – Umi Lailatul
Orang-orang
yang usianya sudah melewati batas usia angkatan kerja namun tetap gigih mencari
nafkah
Kudapan
Lawas – Arya
Kudapan
tradisional yang dijajakan oleh pedagang kaki lima namun di tata dengan kemasan
yang lebih modern
Taman
Sebagai Revitalisasi Ruang Publik – Atikah
Kebutuhan
warga akan taman sebagai ruang untuk berekreasi
Sisa-sisa
Kerajaan Banten yang Tak Terawat – Eka Nurbaeti
Peninggalan
sejarah yang penuh dengan coretan tidak bertanggung jawab, sampah dan ilalang
liar yang meninggi.
Pelanggar
Lalu Lintas – Rita
Menyoroti
para pelanggar undang-undang perlalu-lintasan di Ibu Kota
Terbang
dengan Paramotor – Salicha
Sebuah
alat yang mampu mewujudkan mimpi manusia untuk terbang, messkipun bisa dibeli
secara bebas, namun hendaknya tetap disertai dengan lisensi agar tidak
menganggu lalu lintas pesawat
Slaughter
ta cullinary – Farihatun
Rumah
potong hewan yang biasa menjagal babi dan mengolahnya menjadi siomay.
Wayang
Uwuh – Faizah
Wayang
yang dibuat dari barang-barang bekas
Sekat-sekat
pameran
Berpose di
Pameran Fotografi tapi terkesan seperti berfoto di sebuah rumah makan atau
pameran kuliner
0 komentar:
Posting Komentar