Penyambut tamu begitu ramah, sama sumringahnya dengan para tamu yang datang. Pakaian yang disandang, penganan yang terhidang bisa jadi adalah yang terbaik sepanjang tahun. Indah bukan? Begitulah pada umumnya pemandangan yang kita lihat pada hari raya Idul Fitri. Tidak heran, terkadang orang berandai-andai bahwa setiap hari adalah hari raya.
Jika kita mencoba untuk mencermati perilaku orang-orang pada hari itu, kita akan menemukan kilauan akhlak terpuji. Pada hari itu umat muslim baru saja menyelesaikan ibadah puasa selama satu bulan, shalat sunnah yang lebih banyak dari pada biasanya, membayarkan zakat, juga membaca Al-Qur'an secara intensif. Mungkin hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat hari raya begitu bercahaya.
Jika kita melihat orang-orang saling bermaafan, berusaha menjaga suka cita suasana hati diri sendiri dan orang lain, memperlakukan orang lain sebaik mungkin pada hari raya. Maka mampukah kita melakukannya kepada setiap orang di hari-hari lain?
Berakhlak baik kepada tamu merupakan perintah Allah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw., namun perlu kita ingat, ada pula akhlak terhadap orang tua. anak, sanak-saudara tetangga, guru, murid, musafir, yang sering kali kita temui di luar hari raya idul fitri.
Orang-orang tersebut mempunyai hak yang sama untuk diperlakukan secara baik, sebagaimana saat orang-orang bertamu dihari raya. Tidak ada alasan "Ah, kan sudah bukan hari raya", "hari biasanya aku terlalu lelah untuk bersikap ramah kepada orang lain" , "tidak perlu memperlakukan orang lain dengan baik, ya biasanya saja seperti biasa", "Terkadang manusia kan wajar untuk marah, kesal dan sebagainya". semua alasan tersebut secara tidak sadar membuat hari-hari kita menjadi redup tak seindah hari raya
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang taat dan rajin dalam beribadah agar hari-hari kita di dunia dan di akhirat bercahaya serta memperlakukan siapapun dengan baik, dimanapun dan kapanpun. Aamiin